Senin, 18 Februari 2013

Ceritaku belum ada judul (part 1)

Pagi, matahari bersinar begitu cerah. Secerah suasana hatiku. Berdiriku didepan pintu, raut senyum girang terpancar jelas di wajah ini. Tak terasa, hari ini aku akan memasuki sekolah baru. 16 tahun sekarang usiaku, pagi ini aku mulai melangkahkan kaki menuju gerbang SMA. Dari jauh ku lihat teman-temanku melambai tangan, Upin namanya, teman sekelasku waktu masih Tsanawiyah. Kebetulan kami melanjutkan ke sekolahan yang sama. Karena di desa ini hanya ada satu sekolah SMA, jadi tiada pilihan.
"Hai pit, siap berangkat!" sapa Upin semangat. "Ayo..!!" jawabku tak kalah semangat.

Hari ini hari Sabtu, awal masuk sekolah untuk pembagian kelas sekaligus Teknical Meeting pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa baru dikumpulkan di lapangan, sebagian aku sudah mengenalnya karena dulu satu sekolahan, namun lebih banyak orang yang belum aku kenal disini. Tidak berbeda dengan aku dan Upin, raut wajah mereka begitu ceria. Kakak - kakak OSIS memandu kami, biasa kami panggil kak OSIS, tampang - tampang mereka begitu wibawa, membuat murid - murid baru begitu hormat. Kecuali beberapa anak yang mempunyai tingkah sedikit bandel, mereka sesekali berani melawan. Satu persatu nama siswa dipanggil untuk memasuki kelas masing - masing. Kebetulan aku dan Upin kembali duduk satu kelas. Setelah namaku dipanggil, kami berduyun - duyun memasuki kelas masing - masing. Lagi - lagi kak OSIS dengan setia memberi petunjuk kepada adik - adiknya.

Teman baru,,
Terdengar gemuruh langkah kaki berlarian, ternyata ada kak OSIS yang memasuki kelas kami, sehingga kamipun segera menduduki bangku masing - masing. Satu meja digunakan untuk dua kursi, sehingga seperti biasa, aku dan Upin duduk bersama. Karena memang belum ada teman lain yang kami kenal, kami duduk di bangku paling kiri, nomor dua dari belakang. Sengaja mencari tempat yang dekat dengan jendela agar bisa menghirup udara segar, he.. Tak lama kemudian, masuk seorang laki - laki, aku mengenalnya, namanya Anto. Kebetulan dia tetanggaku, bersama seorang temannya dengan pawakan tinggi, aku belum mengenalnya, duduk di belakang bangkuku yang kebetulan masih kosong. Kami bersalaman, "Riyan" sapa teman Anto sambil menjulurkan tangannya. Sekilas dari wajahnya, terlihat anak ini ramah. Ada kesan ikhlas dalam senyumnya, he.. "Pipit" jawabku singkat karena memang kami harus mendengarkan penjelasan dari kak OSIS. Ada 3 orang OSIS yang menjadi pemandu kelas kami. Satu laki - laki dan dua perempuan. Yang laki - laki berwajah agak seram, dengan kumis tipis di atas bibirnya. Dua orang perempuan terlihat lebih kalem dan anggun.

to be continued . . .

0 komentar:

Posting Komentar

Free Leaf Cursors at www.totallyfreecursors.com