Senin, 25 Februari 2013

Otak kanan

Mari dahulukan otak kanan ketimbang otak kiri.. Itulah pelajaran yang didapat hari ini. Bebaskan fikiran, lepaskan segala aturan, biarkan otak kanan yang bekerja. Aku tuangkan apa yang didapat dari pengalaman itu lewat tulisan ini. Seorang yang sedang semangat-semangatnya menjadi penulis namun kreatifitasnya masih cetek. Bahkan untuk menceritakan apa yang terjadi hari ini pun sulit beud (banget, bahasa gaol jaman sekarang) rasanya Hehe, yah, tak apalah, pelan-pelan. Seperti kata sahabat Ali yang kubaca di buku writer preuner seperti ini "Ilmu bagaikan binatang buruan, dan tulisan adalah tali kekangnya, maka ikatlah ilmumu agar tidak lepas. Itu yang menginspirasi, sore ini, buka artikel, ada sedikit ilmu yang didapat. Dan mari kita tuangkan dalam tulisan. Sehingga ia tak lepas kemana-mana, hehe. 

Lanjut, hari sore masih terasa panas, masih mencoba mengaktifkan kinerja otak kanan, yang konon katanya, otak kanan mendorong kita untuk tidak banyak pertimbangan. Begitu juga ketika menulis tulisan ini, aku tak berfikir apa nanti penilaian orang terhadapnya. Walau aku tahu semua orang akan menilai ini bagus,, haha, PD sangaaat... Daripada nanti menjadi sebuah kesombongan, maka dimohon dengan hormat bagi pembaca (jika ada, hehe) untuk memberikan sebuah penilaian sejujur-jujurnya tidak usah ikuh pekiwuh (bahasa jawa yang berarti tidak enak hati). Tapi mohon maaf, kami tidak menyediakan door prize bagi yang memberikan penilaian, karena kantong penulis tinggal bersisa uang receh, tanggal tua. Hehe.

Akhiri dulu cerita sore ini, karena virus bingung sudah mulai menjangkiti sehingga tak kuasa lagi untuk melanjutkan oret-oretan yang acak-acakan ini, walau sebenarnya jari jemari ini masih semangat sekali menuangkan apa yang ada di otak. 

Bebaskan otakmu, bersikaplah bagai anak kecil, sedikit pertimbangan dan laksanakan. Yang penting masih dalam batas-batas kewajaran. (pesan moral di sore yang panas) :) see u...

Minggu, 24 Februari 2013

Gedung itu telah berubah

Goresan pena hari ini melukiskan kisahku :)

Dua hari aku bernostalgia di kampung halaman, kota dingin, daerah pegunungan, angin ribut sedang melanda, menambah dingin kota sejuk itu. Melihat pemandangan bangunan nan kian megah. Beda dengan enam tahun yang lalu. Dulu, disinilah aku menuntut ilmu, ruang kelas seadanya, bahkan harus mengungsi ke ruangan tetangga. Halaman yang berdebu, tiada pagar keliling yang membuat siswa begitu bebas berkeliaran meninggalkan arena sekolah. Termasuk diriku, yang sering mendapat ocehan dari guru karena selalu minggat saat jam istirahat dan telat masuk kelas. Laboratorium?? Kelas juga kurang jangankan laboratorium.

Tapi itu dulu, kini bangunan itu sudah berubah. Halaman bersih, indah, rapi.. Banyak gedung baru telah didirikan. Ruang kelas?? jangankan ruang kelas, laborat pun sudah lengkap, gedung perpustakaan luas. Kebanggaan sendiri sebagai alumni, walau tak bisa menikmati fasilitas yang ada sekarang ini.

Aku kembali bukan sebagai siswa yang hendak belajar seperti dulu. Namun aku datang untuk berbagi pengalaman kepada adik-adikku yang imut lucu. Bangga dan harapan tinggi tercantum di benak ini. Semoga dengan apa yang telah ada di hari ini, menjadiannya kian maju, berprestasi. Senyum tawa manusia-manusia kecil yang mungkin tak mengerti maksud keberadaan mereka disini. Membawa harapan, satu atau dua diantara mereka menjadi sang pencerah. Hangatkan kota dingin dengan senyummu yang mengembang.

Jumat, 22 Februari 2013

Ternyata gue pinter

Met malem guys?? :) bahasa gaoool,,, anak muda gitu loch,, hehe
Nyurhat yuk,,, jadi ketahuan jomblonya, gak ada temen curhat jadi curhate lewat tulisan,, haha..
Eiitss, jangan salah, sekarang anda boleh tertawa, tapi nanti tulisan ini bakal menghantarkan diri pada sebuah kesuksesan, hehe, amieeen,,,

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh,, :)
Sebagai salah satu kewajiban muslim kepada muslim yang lain yaitu menjawab salam, maka silahkan anda jawab dulu salam ane sebelum baca lebih lanjut.. :)

Cerita hari ini sad ending,, emmm, bukan ding, tidak bisa dikatakan sad, namun kurang fine.. bahasa muter-muter gak karuan.. hee... 
Banyak buanget pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini, tapi entah kenapa kagak selese-selese, padahal juga seharian ini gak sibuk-sibuk amat perasaan... sore hari liat buku agenda,, masya Allah, bertumpuk hal yang belum beres, padahal esok banyak lagi yang mesti dikerjakan.. Hmmmhhh, cemunguuut...!!!!

Mood yang tidak terjaga, ini penyebabnya... ada hal yang mengganggu fikiran hingga aktifitas terganggu pula,, mesti banyak belajar untuk menyikapi suatu masalah. Karena masalah akan selalu datang setiap waktu. Atau mau menempuh cara singkat terbebas dari masalah, ada yang mau?? Mudah sekali, syaratnya adalah "mati" maka anda akan terbebas dari masalah. Mudah bukan...?? Ada yang tidak sepakat??? :)

Ya, manajemen diri yang belum matang. Harus segera di evaluasi agar esok bisa diperbaiki. Tiada guna hari ini terus meratapi, ambillah pena, kita goreskan tinta, ciptakan suasana kesuksesan esok hari melalui buku kecilmu, hingga esok terlukis senyum indah dari wajah ini.. Nothing imposible, u can do!! bismillahirrahmaanirrahiim,,

Aku percaya, bahwa tiada yang tidak bisa, dan anda mengikuti alurnya tanpa terasa.. hehe, berawal dari nulis dengan bahasa se-enaknya, akhirnya bisa agak puitis juga, sekian curhat. semoga bisa diambil manfaat. 
Assalamualaikum,, :)




Senin, 18 Februari 2013

Ceritaku belum ada judul (part 1)

Pagi, matahari bersinar begitu cerah. Secerah suasana hatiku. Berdiriku didepan pintu, raut senyum girang terpancar jelas di wajah ini. Tak terasa, hari ini aku akan memasuki sekolah baru. 16 tahun sekarang usiaku, pagi ini aku mulai melangkahkan kaki menuju gerbang SMA. Dari jauh ku lihat teman-temanku melambai tangan, Upin namanya, teman sekelasku waktu masih Tsanawiyah. Kebetulan kami melanjutkan ke sekolahan yang sama. Karena di desa ini hanya ada satu sekolah SMA, jadi tiada pilihan.
"Hai pit, siap berangkat!" sapa Upin semangat. "Ayo..!!" jawabku tak kalah semangat.

Hari ini hari Sabtu, awal masuk sekolah untuk pembagian kelas sekaligus Teknical Meeting pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa baru dikumpulkan di lapangan, sebagian aku sudah mengenalnya karena dulu satu sekolahan, namun lebih banyak orang yang belum aku kenal disini. Tidak berbeda dengan aku dan Upin, raut wajah mereka begitu ceria. Kakak - kakak OSIS memandu kami, biasa kami panggil kak OSIS, tampang - tampang mereka begitu wibawa, membuat murid - murid baru begitu hormat. Kecuali beberapa anak yang mempunyai tingkah sedikit bandel, mereka sesekali berani melawan. Satu persatu nama siswa dipanggil untuk memasuki kelas masing - masing. Kebetulan aku dan Upin kembali duduk satu kelas. Setelah namaku dipanggil, kami berduyun - duyun memasuki kelas masing - masing. Lagi - lagi kak OSIS dengan setia memberi petunjuk kepada adik - adiknya.
Free Leaf Cursors at www.totallyfreecursors.com